Oleh: Dr. Hasan Basri Tanjung
HUJJATUL ISLAM | Jika membaca sejarah dan pemikiran Hujjatul Islam dari orang yang sudah membaca dan menelaah bahkan sudah menuliskan buku, tentu akan beda rasa dan aromanya.
Setiap kata dan kalimat diurai dengan kejernihan hati dan pikiran, sehingga menembus hati para membacanya. Karenanya, jangan baca tulisan orang yang dipenuhi kedengkian dan kekerdilan, sebab hanya akan mengeluarkan keburukan dan kedhaifan. Seakan, dia lebih mulia dan berjasa dari seorang ulama yang sangat besar jasanya dalam Islam hingga akhir zaman. Padahal, tak patut dibandingkan. Kata kawan saya, jika baru bisa bikin layang2 dari kertas, jangan kritik Prof. Habibie yang sudah bikin pesawat. Paten kali bah.
Guru dan sahabat saya, Dr. Kyai Muhammad Ardiansyah Ian Kusnadi, Pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa Depok yang dibina guru kami Ustadz Dr. Adian Husaini sangat kompeten dalam berbagai sudut pandang sosok ulama dan sufi ini. Sebab, beliau membaca dengan cermat karya2 Imam Al-Gazali rh. dan buku2 yang menulis tentang beliau termasuk yang mengkritiknya. Sehingga, sosok Imam Al-Gazali tampil wibawa dengan utuh dan objektif bagi para penerusnya.
Buku ini merupakan antolongi dari para pencinta dan pengagum ulama besar sepanjang sejarah Islam. Komunitas kajian RUHI yang rutin mengkaji secara menyeluruh berbagai sisi pemikirannya, telah menyerap secara beragam dengan rasa yang khas dan unik. Pengalaman intelektual setiap orang pasti akan berbeda satu sama lain. Itulah khazanah intelektual yang lahir dari literasi yang kuat. Sila disimak dan dibeli, selain untuk konsumsi pribadi tetapi juga bisa menjadi amunisi untuk membantah tuduhan tak berhujjah atas beliau dari kalangan yang kerdil dan picik.
Tahniah. Teruslah menulis walau tak ada lagi yang mau membacanya. Sebab, suatu hari nanti akan dibaca oleh seseorang yang bisa merubah arah hidupnya menjadi luar biasa. Begitu pesan guru kami, Prof. Wan Moh. Daud dari Malaysia.
Semoga berkah semakin melimpah aamiin, horas kawan !